Promosi Konten? Gimana sih?

Memasarkan atau mempromosikan konten adalah salah satu proses dalam pembuatan konten. Namun, sebagian besar konten kreator kesulitan dengan self-promotion dan hal ini dapat membuat kamu tersendat.

Walaupun hal ini tampak sepele, promosi sangat penting bagi para konten kreator. Belum lama ini, kamu membutuhkan perantara untuk menyiarkan informasi apa pun.

Sekarang, tanpa mengeluarkan biaya sepeser pun, kamu dapat menemukan audiens yang tertarik untuk mengkonsumsi kontenmu melalui berbagai saluran promosi.

Saat kamu membuat konten berapa banyak sih waktu yang harus kamu habiskan untuk promosi?

Menurut Derek Halpern dari Social Triggers, sebanyak 20% waktumu kamu habiskan untuk membuat konten dan 80% sisanya untuk mempromosikan konten tersebut. Menurut Derek akan sangat sulit bagi konten kreator pemula untuk menemukan audiens bagi kontennya. Oleh karena itu konten kreator pemula harus bekerja ekstra keras untuk membuat orang-orang mengkonsumsi konten mereka.

Untuk membantu kamu dalam mempromosikan kontenmu, artikel kali ini akan membahas beberapa tips yang bisa kamu gunakan dalam mempromosikan karya dan kontenmu untuk mendapatkan hasil terbaik.

1. Temukan Niche yang Pas

Mulailah dengan mempersempit ceruk pasar kamu. Jangan mencoba untuk menyenangkan jutaan orang, karena hal tersebut akan sulit dilakukan.

Menurut Tim Ferris seorang blogger, mulailah dengan menemukan 1000 penggemar sejati kamu, 1000 orang yang perangai, suka dan tidak sukanya kamu pahami karena kamu merupakan bagian dari ceruk tersebut. Karena 1000 orang tersebut yang nantinya akan membawa banyak pembaca kasual, pendengar kasual, dan penonton kasual lainnya, sehingga audiens kamu akan bertambah.

2. Tiru Raksasa di Industri Kamu

Perhatikanlah penulis, komikus, podcast, artis, atau konten kreator lain yang kamu kagumi dan cobalah meniru gaya mereka. Lakukan hal tersebut ketika kamu mencari inspirasi untuk bahan promosi kamu selanjutnya dan dalam proses tersebut kamu akan menemukan gaya kamu sendiri.

Sebagaimana yang disampaikan oleh Maria Popova, penulis dan founder dari Brain Pickings

“Kita mengambil informasi, darinya mensintesis wawasan, yang pada gilirannya menumbuhkan gagasan.”

1_p2SDHwrxy6jK_NI_5eZqEg.png

Networked Knowledge — brainpickings.org

3. Maksimalkan Data

Maksimalkan fitur analytics di platform yang kamu gunakan untuk melacak performa kontenmu. Bagi konten kreator, traffic, pageviews, search traffics, keywords ranked, dan semacamnya bisa menjadi titik awal dalam memulai.

Namun jika kamu belum memonetisasi konten kamu lewat iklan maka hal itu semua akan menjadi vanity metrics atau metrik yang sia-sia, karena metrik-metrik tersebut tidak ada yang berpengaruh secara langsung terhadap pendapatan yang kamu hasilkan.

Pilihlah metrik yang sedekat mungkin dengan keuntungan yang dapat kamu hasilkan. Setiap bulan, periksalah performa konten kamu dan bandingkan metrik yang kamu gunakan dengan KPI (Key Performance Index) atau Indikator Keberhasilan yang sudah kamu tentukan sendiri.

Dari perbandingan tersebut cobalah menjawab pertanyaan seperti

“Konten seperti apakah yang performanya paling bagus/paling buruk?”

Yang kamu dapatkan dari pertanyaan tersebut adalah insight atau wawasan yang bisa kamu gunakan untuk mengulangi keberhasilan yang didapatkan dari prosesnya.

4. Pahami Bisnisnya

Selain keterampilan membuat konten yang menarik, untuk menjadi konten kreator yang sukses kamu juga perlu memahami bisnis di dalamnya. Kamu perlu memamahami apa yang Cal Newport, penulis buku Deep Work, sebut dengan meta-knowledge.

Menurut Cal meta-knowledge adalah pengetahuan tentang bagaimana bidang yang kamu tekuni bekerja. Sebagai contoh, skill mana yang perlu kamu kuasai, dan mana yang bisa kamu abaikan, dan cara terbaik dalam mendemonstrasikan bakatmu dalam industri tertentu, dan seterusnya.

Jadi pahamilah bagaimana bisnis dalam pembuatan konten bekerja, terlepas dari jenis konten yang kamu buat. Membangun reputasi, menjalin kedekatan dengan fans, dan berkolaborasi dengan konten kreator lain akan memberikan manfaat, seringkali bahkan lebih dari sekadar membuat konten